-->

Sekilas Sastra Arab


  A Teew,mengemukakan, bahwa sastra menunjukan keistimewaan sekaligus keanehan yang mungkin tidak dapat di lihat pada banyak ilmu pengetahuan yang lain.dan banyak pula definisi-definisi sastra itu sendiri. tapi banyak yang sepakat bahwa sastra adalah rangkaian kata yang indah. 

Dizaman jahiliah dulu, Adab belum di artikan sebagai sastra arab,akan tetapi memiliki arti menyantap makanan. nah,menyantap makanan inilah termasuk perbuatan yang terpuji dan moral yang tinggi karena pada dasarnya adalah memuliakan tamu.
Kemudian,pada jaman kekhilafaan mu’awiyyah. Adab berarti pengajaran. Mu’alim sama artinya dengan Mu’addib(beradab) dalam kitab al wujaz fi al adab Al-Araby, adab didefijnisikan sebagai segala hal yang menghiasi seorang baik itu sifat dan budi pekerti. sehinggadengan sifat seperti itu, seseorang akan di hormati dan di muliakan. kemudian, Adab memiliki arti tulisan yang indah”(sastra) dan mempunyai makna.
Sayyid Qutb dalam salah satu bukunya manhaj al fan al islamy, mengatakan bahwa Agama itu untuk mencari kebenaran sedangakan seni sastra itu mencari keindahan. 



Jazif al-hasyim juga mengatakan
“Sastra adalah ungkapan puitis tentang berbagai pengalaman manusia”
“sastra adalah ungkapan tentang kehidupan dan mengguunakan bahasa sebagai sarananya”
“sastra adalah hasil pemikiran manusia yang di ungkapkan dengan ungkapan yang mengangung seni dan keindahan”
lalu di jaman islam? bagaimana dengan bersyair ataupun bersastra? Dulu Rasullah s.a.w pernah bertanya ke Abdullah ibn Rawahah bagaimana ia membuat sebuah syair.
“Apa yang anda lakukan jika anda hendak menggubah syair?” tanya rasullah saw
“Kurenungkan dulu baru ku ucapkan”jawab ibn rawahah.

Nah, Sayyid Qutb pernah mengatakan bawha sastra islam adalah semua wilayah yang di ungkap dari jiwa yang penuh iman dan mengeksplorasi dan penuh keimanan dan dalam mengungkap kehidupan tidaklah sempit. Dan kali ini kita akan coba sedikit melirik satra arab di jaman jahiliah dulu. 

Yang perlu kita ketahui,bahwa di Arab ada dua penduduk. yaitu penduduk kota yang kenal dagang dan penduduk badui yang berpindah-pindah. Uniknya, ternyata jaman dulu sebelum islam, masyarakat arab sangat suka menggubah syair.  sampai ada pasar sastra dan dalam kegiatan tersebut di hadiri sastrawan kelas menangah,atas dan bawah. saat itu.

Kecintaan puisi bagi mereka adalah hal yang alami dan pasar tersebut sangat berperan dalam memunculkan proses ilmiah untuk menatap kedaan sosial,ekonomi dan budaya. itu demi persatuan. Jadi tak usah heran, orang arab kadang mengutamakan kesukuan dan fanatisnya minta ampun.
Selain pasar sastra, ada  Ayyam Al -‘Arab dan itu terjadi jika ada persengketaan dan terjadi rampok. disinilah munculah pahlawan lokal yang megnutus dan menghasilkan Perang syair yang penuh dengan kecaman. namun tidak haus darah dan tidak sampai perang fisik. Nah, uniknya suku yang kalah dalam perang satra ini akan membayar tebusan pada suku lawannya sesuai selisih korban.
ada beberapa jenis syair dizaman jahiliyah. seperti gazhal, sejenis puisi ini menyebutkan kecantikan wanita atau berkaitan dengan cinta. kemudian Hamasah, puisi yang menunjukan suatu kebanggaan dan segala kelebihan pada kaum.
Lalu ada Madah,yaitu puisi yang di tujukan untuk memuji seseorang. hmm, ada contoh nih dari nabihah pada seorang raja.
“Kau adalah matahari .sedangkan raja yang lain adalah bintang.
 apabila matahari terbit, maka bintang-bintang tak mampu menujukan diri”

kemudian ada Rotsa atau puisi yang di buat dengan tujuan mengingat jasa seseorang. ada juga Hijaa’ atau puisi yang di tujukan untuk mengejek dan mencaci serta menyebutkan kebukan seseorang.
Kemudian wasfan atau puisi yang di gubah untuk menggambarkan sesuatu yang menarik semisal perang dan sebagainya. contoh, 

“badai yang sudah menyatu dengan alam…”
yang terakhir adalah hikmah atau puisi berisi pelajaran kehidupan. seperti syair yang saya kutip dari karya Al-Jahiz
 “mereka meninggal dan tersisalah apa-apa yang mereka perbuat dan seolah-olah peninggalan abadi hanyalah yang di tulis dengan pena”
atau syair yang ini,
“Sebenarnya masalah itu  tidak pada wanita,tapi yang menjadi masalah kita mencitai seseorang yang belum tentu orang itu mencintai kita” ^_^

ini syair yang dibacakan ustadz saat kuliah untuk mahasiswa yang galau seperti kita. Namun pada intinya sifat sastra terpenting adalah mampu menyampaikan informasi yang bermacam-macam kepada pembaca yang bermacam-macam pula.
Oldest